The Ruin
Semestinya aku sudah menjelma abu sejak dulu Ketika kukenakan busana serupa rumah tanpa lampu dan kuketuk pintu-pintu kamar pada jam sembilan malam Lalu kupatah kan hati mereka satu demi satu Sekarang aku malah menyerupa lubang jalan yang menjegal langkah buru-buru Tak layak mengelap piala-piala patah, berharap menjadikannya hiasan Apalagi mengiba potret terpampang di dinding ruang tamu Masa kejayaan sudah tinggal cerita dalam buku tulisan murah yang hanya kepadanya sanggup 'ku berbagi tentang segala resah dan hanya di situ saja kugoreskan impian dengan bahasa sandi yang tak dapat kusuarakan Sebab keadaan telah menjadi tuhan, yang memahkotai diri dan berlenggok mengumbar keindahan yang tak diakui siapapun selain ilusi dan dalam waktu yang lebih rapat dari detik, diharuskannya kusetor upeti yang tak sanggup kubayar dengan darah sendiri

Comments
Post a Comment