Posts

Showing posts from 2020

Sang Ajrih

Image
Kerap terlelap di tengah riuh pesta, namun terjaga saat waktunya pejamkan mata. Di pagi buta rengek kucing terasa bising, namun hilang tenang di malam yang kelewat hening. Kapan resah ini bertelut, dan pikir berhenti karut-marut? Sebab letih cemberut, tak ingin bergelut melawan kalut. Ingin kuawali hari dengan semringah, namun yang ada 'ku cuma resah. Hendak kubakar habis segala risau, nyatanya penat pun tak sanggup kuhalau.  Haruskah kudendangkan tembang ceria 'tiap kali butuh pelipur lara? Mestikah kutonton semua komedi tunggal, demi bisa kembali terpingkal? Muak sudah 'ku terjebak dalam agnyana. Rindu sudah akan ayem bak nirwana. Namun, 'tiap kali ingin kubekap sang ajrih, luka hati malah memerih. Aku gundah, sebab damai tak lagi terjamah. Apakah mungkin harsaku telah sirna, karena cuma nestapa yang berkuasa? Pontianak, 3 Oktober 2020

Harapan?

Image
Aku tak mengerti mengapa masih menaruh harapan pada hutan yang hangus terbakar Ketika aku sudah kehabisan benih-benih tanaman yang mungkin dapat kutabur pada tanah yang telah menjelma abu Lahan itu tak menyisakan apa-apa selain, mungkin, kesuburan Namun lebih daripada itu begitu banyak air mata yang tumpah, binatang-binatang yang kehilangan rumah dan tumbuh-tumbuhan yang kini punah Aku tak mengerti mengapa aku masih menaruh harapan Akan ketiadaan yang nyata Pada kenangan dan sejarah yang telah sirna Akibat dari ketamakan manusia? Sekarang sisa mereka yang memiliki satu benih itu Siap menyulap hutan dan rumah kita menjadi satu hal seragam Memberi kehidupan hanya pada satu jenis tanaman Dulu setiap inci dari hutan-hutan itu punya nama yang berbeda-beda Sungi Nangak, Genilau, Tetijikng, Kangkakng, Dorik Binakng dan ribuan nama lain yang tak dapat kautemukan pada peta dunia pun sulit dituliskan dan cuma dapat kusebutkan saja Lantas, apa yang sesungguhnya kuharapkan dari kehilangan yang tak

Mengapa Saya Harus Menikah?

Image
Pertanyaan ini akan mengandung dua makna bila dibaca dengan nada berbeda. Keduanyalah yang ingin saya ulas sekarang.  “Mengapa saya harus menikah?” yang pertama adalah pertanyaan untuk alasan-alasan seseorang memilih membangun sebuah keluarga. Sementara yang kedua adalah pertanyaan untuk alasan-alasan mengapa seolah-olah menikah itu harus. Saya yakin, pertanyaan pertama lebih mudah ditemukan jawaban-jawabannya, karena yang indah-indah memang lebih mudah dibayangkan. Menikah memang mulia dan bagi sebagian orang sebagai tolok ukur kebahagiaan. Tidak ada yang salah dengan menikah. Yang jadi salah adalah ketika kita menganggap orang lain yang tidak menjalani hal mulia itu sebagai seorang yang gagal. Ada pula anggapan seolah-olah tidak menikah adalah aib. Mengapa? Mengapa pernikahan terdengar sebagai sesuatu yang wajib bagi semua orang? Sebagai seorang wanita yang sudah memasuki “usia matang”, pertanyaan “kapan menikah” dan “mengapa belum menikah” sudah tak terhitung menghampiri. B