Empati?

Tergelitik dengan pernyataan Ayah Angkat dari Almarhum Uje di infotaiment tadi siang. Tentang membludaknya peziahan di makam Almarhum Uje.
"Ini sebuah kritik sosial bagi kita semua. Di mana sesama lebih memilih curhat kepada orang yang 'telah tiada'. Betapa empati dari kita sudah tak ada lagi,"
kira-kira begitu ungkapan beliau.

Lantas pas nyuci tadi saya (sok) merenung.
Benarkah kita terlalu sibuk dengan diri sendiri? Merasa masalah kita paling pelik dari orang lain.


Atau kita merasa paling benar dari siapapun? Terus menyalahkan sesama yang berkeluh-kesah, galau dan lemah.

Pernahkah kita bertanya, "Apa masalahmu," terkadang seseorang tidak melulu mencari solusi. Hanya butuh didengarkan.

Sudahkah kita peduli kepada mereka yang hanya jalan di tempat? Mungkin saja mereka terikat masalah 'batin' yang menghambat langkah mereka.

Seseorang tentu pernah bersalah. Apakah pantas bagi kita untuk terus menyalahkan?

Duh, ingin sekali berkata, "Ke marilah. Rebahlah dalam pelukku. Kau tak sendiri,"

Betapa indahnya berbagi. Sekalipun hanya berbagi keluh-kesah.

SELAMAT BERBUKA untuk teman-teman yang berpuasa.


Comments

Popular posts from this blog

DEKADE

Temukan Cinta dari Hijaunya Alam Kita